Seorang lelaki yang soleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang
berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat Sebuah apel jatuh
keluar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu
tergeletak di tanah membuat air liur Tsabit terbit, apalagi di hari yang panas
dan tengah kehausan. Maka tanpa berfikir panjang dipungut dan dimakannyalah
buah apel yang lezat itu, akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa
buah itu bukan miliknya dan dia belum mendapat izin pemiliknya.
Maka ia segera pergi ke dalam kebun buah-buahan itu hendak
menemui pemiliknya agar meninta dihalalkan buah yang telah dimakannya. Di kebun
itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja dia berkata, “Aku
sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap anda menghalalkannya”.
Orang itu menjawab, “Aku bukan pemilik kebun ini. Aku Khadamnya yang
ditugaskan menjaga dan mengurus kebunnya”.